Senin, 31 Januari 2011

Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul

Kembali ke Index Topik Pilihan
Fenomena Crop Circle
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata
Senin, 24 Januari 2011 | 17:45 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menKembali ke Index Topik Pilihan
Fenomena Crop Circle
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata
Senin, 24 Januari 2011 | 17:45 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
TERKAIT:
"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni
'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'
Setiap Motif "Crop Circle" adalah Pesan
Edan, UFO dan Jet Tempur Kejar-kejaran
UFO Terlihat di Langit Bantul
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO.

Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul."

Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?"

"Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi.

Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya.

Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya.

Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebutarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
TERKAIT:
"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni
'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'
Setiap Motif "Crop Circle" adalah Pesan
Edan, UFO dan Jet Tempur Kejar-kejaran
UFO Terlihat di Langit Bantul
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnKembali ke Index Topik Pilihan
Fenomena Crop Circle
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata
Senin, 24 Januari 2011 | 17:45 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
TERKAIT:
"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni
'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'
Setiap Motif "Crop Circle" adalah Pesan
Edan, UFO dan Jet Tempur Kejar-kejaran
UFO Terlihat di Langit Bantul
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO.

Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul."

Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adKembali ke Index Topik Pilihan
Fenomena Crop Circle
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata
Senin, 24 Januari 2011 | 17:45 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
TERKAIT:
"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni
'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'
Setiap Motif "Crop Circle" adalah Pesan
Edan, UFO dan Jet Tempur Kejar-kejaran
UFO Terlihat di Langit Bantul
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO.

Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul."

Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?"

"Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi.

Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya.

Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya.

Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebutalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?"

"Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi.

Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya.

Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya.

Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebutya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO.

Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul."

Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Kembali ke Index Topik Pilihan
Fenomena Crop Circle
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata
Senin, 24 Januari 2011 | 17:45 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.
TERKAIT:
"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni
'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'
Setiap Motif "Crop Circle" adalah Pesan
Edan, UFO dan Jet Tempur Kejar-kejaran
UFO Terlihat di Langit Bantul
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO.

Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul."

Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan.

Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih.

Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?"

"Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi.

Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya.

Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya.

Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebutSalatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang.

Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?"

"Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi.

Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya.

Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya.

Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebut

Jubah Tembus Pandang Segera Terwujud

SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com - Jubah tembus pandang, seperti yang dipakai Harry Potter, sebentar lagi jadi kenyataan. Jubah baru ini bisa membuat objek yang ditutupinya tak terlihat oleh mata.

Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.

Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.

Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.

Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.

Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.

Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau. Demikian jelas Barbastathis.

Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.

Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.

Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)